Gajian masih 10 hari lagi, dompet sudah menipis . Jadi terpaksa cepat-cepat balik lagi ke Bandung . Seharusnya saya balik ke bandung pada rabu 22 agustus kemaren, tapi karena sudah kecapaian jalan-jalan pada hari selasanya, saya putuskan mundur pada kamis kemaren. Hari rabu saya istirahat saja, leyeh2. Anak2 jalan2 bersama pamannya. Eh balik jalan2, istri kakak malah kesengsem sama sedan jadul saya dan ingin membelinya .
Akhirnya kamis pagi jam 3 bangun tidur, istri sudah berdandan dan berkemas-kemas. Saya juga bersiap-siap. Dan tepat jam 4.00 berangkatlah kami dari kalibagor. Karena jalan sepi dan saya sudah hapal medannya, saya berani memacu mobil pada sekitar 60 km/jam. Dan sampailah di ciamis dengan waktu tempuh normal yaitu 3 jam.
Etape Banyumas – Ciamis
.
Istirahat dulu di RM Panorama Elok. Karena kepagian, tidak banyak menu tersedia. Hanya ayam yg alot dagingnya dan 3 macam sayur. Satu porsi nasi+ayam+sayur pare berharga 16 rb.
Perjalanan selanjutnya menuju Kuningan, ke Hotel Purnama Mulia di jalan Cigugur bergabung dengan keluarga besar bandung yang tengah berlibur disana. Kalau jadi berangkat rabu kemaren, kami seharusnya ikut menginap. Jalan ciamis-cikijing merupakan hotmix mulus dan lebar. Tapi karena tidak hapal medan yah cuman lari 40-50 km/jam. Hanya 2 kali terhambat truk LPG dan truk pasir. Cikijing-Kuningan merayap, jalan tidak lebar, hanya cukup buat 2 mobil. Tapi berkelok-kelok terus. Tidak ada track panjang yang terlihat mata. Susah menyalib, sebentar-bentar ada tikungan . Jadilah konvoi menuju kuningan.
Etape Ciamis-Kuningan
.
Sampai di hotel jam 10.30 . Tinggal 3 mobil rombongan, sebuah mobil sudah pulang ke Subang.
Istirahat di kolam terapi milik hotel
Sekitar jam 12.15, rombongan checkout dan menuju bandung. Mampir dulu mbakso di Talaga pada sekitar jam 13.15. Bakso “Priangan Tasik” Jln Ahmad Yani Talaga ini enaakk sekali. Harganya pun murah, 9 rb permangkok. Saya juga beli minuman energy Hema*** di Indomart didekat warung bakso.
Etape Kuningan-Talaga
.
Pada sekitar jam 14.15. Rombongan berangkat menuju Bandung. Untuk menghindari macet di jalur Kadipaten-Tomo-Cimalaka, dipilih jalur Talaga-Bantarujeg-Wado-Sumedang-Bandung. Jalur ini sempit, keriting, banyak tikungan tajam berlanjut tanjakan curam. Lebih berbahaya lagi banyak tikungan tertutupi pohon yang rimbun. Jadi kendaraan dari balik tikungan tidak kelihatan. Jalan sempit dari aspal biasa dan bergelombang. Saya sempat stuck dibelakang L300 yang pelan tapi tidak pelan sekali, jadi susah disalib. Apalagi jalannya bergelombang, mobil bisa terlempar keluar jalan kalau tanacap gas. Bahkan motor2 pun kesusahan mendahului sedan saya dan L300 ini . Kalau anda lewat jalur ini, saya sarankan selalu pakai gigi 2 di tanjakan. Karena jalan bergelombang jadi harus pelan, nanjak tapi pelan… yah pakai gigi 2.. kadang mesti pakai gigi 1. Sampai di bantarujeg, pom bensin kehabisan premium(ngga jualan pertamax).. haduhhh bensin sudah tipis, jarumnya tinggal seperempat. Entah buat berapa km lagi saya tidak hapal. Soalnya biasanya ngga pernah pakai dibawah seperempat skala. Kalau dari datasheet, katanya kapasitas tangki adalah 34 liter. Kalau jarum bensin linier, berarti seperempat skala itu 9 literan. Tapi ngga tahu yah, soalnya pelampungnya juga KW . Di pertigaan krisik Wado, saya belok kiri menuju arah malangbong. Maksudnya menuju Pom bensin, perhitungan saya jalur ke arah malangbong (jalur ke Ciamis/Jateng) mestinya sepi. Jadi mestinya Pom dijalur itu sepi dan semoga masih ada bensin.
Etape Talaga-Bandung via Bantarujeg-Wado
Sekitar jam 3 sore sampai di pom bensin wado. Pom bensin sepi, enak buat istirahat. Isi bensin juga ngga pakai antri. Istirahat sejenak di pom bensin. Max juga bab, butuh toilet. Jam 15.25 kembali berangkat. Di pom bensin arah wado-sumedang, rombongan keluarga sudah menunggu. Di pom ini antrian mobil mengular, pom bensin juga penuh mobil2 .
Keluar dari Sumedang mampir di bakul tahu. 10 rb dapat 25 biji tahu dan 5 rb dapat 7 buah lontong. Melewati cadas pangeran ada sedikit kemacetan pada sekitar jam 16.00, pemudik keluarga dengan 2 anak mengalami kecelakaan. Setelah melewati 2 tikungan setelah TKP, saya berputar balik ke TKP menebus keramaian lalu lintas. Tidak tega rasanya meninggalkan mereka dalam kesulitan. Ternyata mereka menuju majalaya, saya dan istri menawarkan tumpangan pada mereka. Saya tawarkan untuk mengantar ibu dan 2 anak hingga rumah di majalaya. Biar suaminya pulang sendirian naik motor. Tapi mereka menolak.. yah iyahlah masa melepas anak-istri ke orang asing. Sang ibu juga takut yah . Setelah melihat kondisi mereka baik-baik saja, dan kondisi motor hanya lecet di headlamp. Kami pun meninggalkan mereka.
Mendekati tanjung sari terjadi kemacetan panjang, saya putuskan balik arah dan lewat jalur alternatif parakan muncang. Perjalanan pun lancar lewat rancaekek.. eh malah macet di tanjakan cijambe didekat rumah . Akhirnya sampai di rumah jam 18.30.
Home sweet home, biar bokek rasanya tenang sudah di rumah .
No comments:
Post a Comment